Senin, 18 April 2016

Makalah Komunikasi Konseling

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang untuk bertahan hidup harus adanya sosialisme atau berhubungan dengan manusia lain dan hal ini tak bisa dihindari, mutlak dilakukan manusia apalagi pada masa sekarang ini.
Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya mempunyai pengertian yang berbeda. Dalam setiap bentuk hubungan, hubungan antar manusia lebih mendominasi daripada hubungan kemanusiaan.
Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya dalam wujudnya saja, tetapi juga dari sifat-sifatnya, waktunya, cara bicaranya, sikapnya, tingkahlakunya, pribadinya, dan berbagai macam aspek kejiwaan yang ada pada diri manusia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan hubungan antar manusia ?
2.      Apakah jenis dan tujuan hubungan antar manusia ?
3.      Bagaimana tahapan hubungan antar manusia ?
4.      Bagaimana teknik-teknik hubungan antar manusia ?
5.      Apakah faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia ?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Memahami mengenai pengertian hubungan antar manusia
2.      Memahami jenis dan tujuan hubungan antar manusia
3.      Memahami tahapan hubungan antar manusia
4.      Memahami teknik-teknik hubungan antar manusia
5.      Memahami faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian HAM
Berikut ini merupakan pengertian HAM (Hubungan Antar Manusia) menurut beberapa ahli :
1.      Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967) : HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
2.      H. Bonner (1975) : interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
3.      Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungjawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
4.      Ferdinand Tonnies : menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu
(1)   Gemeinscaft (Pangkuyuban), hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya oleh karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional. Di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban, yaitu :
a)      Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan, dan lain-lain.
b)      Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.
c)      Paguyuban karena pikiran, seperti pergerakan mahasiswa, partai politik, dan lain-lain.
(2)   Gessellscaft (Patembayan), pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut. Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya bersifat untuk semua orang. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka. Contohnya adalah interaksi melalui internet.

B.     Jenis  Dan Tujuan HAM
Jenis hubungan antar manusia ada dua jenis :
1.      Human Relations
Adalah hubungan antar manusia intern dalam organisasi guna membina lancarnya tim kerja.
2.      Public Relations
Adalah hubungan antar manusia ekstern keluarga organisasi      
Tujuan hubungan antar manusia antara lain :
1.      Menemukan diri sendiri
Dengan melakukan hubungan dengan orang lain maka kita dapat menemukan konsep diri kita, mengetahui apa yang menjadi kelemahan kita, yang tidak bisa kita ketahui tanpa masukan dari orang lain. Sehingga dengan masukan itu kita dapat mengetahui siapa diri kita dan memperbaiki apa yang menjadi kekurangan kita.
2.      Menemukan dunia luar
Dunia luar yang tidak kita ketahui bisa kita dapatkan dan ketahui dengan bergaul dengan orang lain,sehingga bisa membuka wawasan kita pada hal – hal dilingkungan luar kita.
3.      Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain
Dengan menjalin hubungan antar manusia kita sebagai makhluk social akan semakin meningkatkan hubungan dan dapat menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi karena komunikasi akan selalu terpelihara.
4.      Mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain
Sikap dan perilaku diri sendiri maupun orang lain dapat dirubah dengan adanya masukan – masukan , kritik – kritik atau meniru dari apa yang kita lihat. Dengan pergaulan atau komunikasi dengan orang lain bisa memberikan masukan negative atau positif pada diri kita atau orang lain.
5.      Bermain dan hiburan
Orang yang tidak pernah melakukan komunikasi denagn orang lain, tentu hidupnya akan kesepian. Dengan bergaul maka kita akan mendapatkan hiburan dan permainan.
6.      Memberikan bantuan
Kita tidak bisa hidup sendiri,semua kegiatan perlu bantuan dari orang lain, sehingga kita perlu membina hubungan baik agar semua kegiatan bisa lancar.

C.     Tahap – Tahap Dalam Hubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia mempunyai 5 tahap, yaitu :
1.      Kontak
Tahap pertama pada Hubungan antar manusia adalah membuat kontak. Beberapa macam persepsi alat indera adalah melihat, mendengar, dan membau. Selama tahap ini dalam empat menit pertama interaksi awal, individu tersebut harus memutuskan apakah ingin melanjutkan hubungan atau tidak. Pada tahap inilah penampilan fisik begitu penting, karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati secara mudah. Namun, kualitas-kualitas lain seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan, dan kedinamisan juga terungkap pada tahap ini. Jika menyukai hubungan pada tahap ini, maka individu tersebut dapat melanjutkan ketahap kedua.
2.      Keterlibatan
Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika mengikatkan diri dengan untuk lebih mengenal individu lain dan juga mengungkapkan diri. Jika merupakan hubungan persahabatan, maka kedua pihak mungkin melakukan sesuatu yang merupakan minat bersama.
3.      Keakraban
Pada tahap keakraban, ada rasa saling keterikatan atau ketergantungan. Kemungkinan pada tahap ini terbina hubungan primer (primary relationship), dimana rasa persahabatan dan saling percaya akan timbul.
4.      Perusakan
Dua tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan ketika ikatan diantara kedua pihak melemah. Pada tahap perusakan mulai ada rasa bahwa hubungan yang telah terjalin tidaklah sepenting sebelumnya, semakin sedikit waktu senggang, kedua pihak saling berdiam diri dan tidak lagi banyak mengungkapkan diri. Jika tahap ini berlanjut berarti memasuki tahap pemutusan.
5.      Pemutusan
Terjadi pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak. Jika bentuk ikatan tersebut adalah perkawinan, maka pemutusan hubungan dilambangkan dengan perceraian, walaupun pemutusan hubungan

D.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Antar Manusia
1.      Faktor yang mendasari interaksi sosial
Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik maupun psikologis. Faktor utama dalam proses internalisasi antara lain :
a.       Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya/ meniru. Hal yang perlu diperhatikan sebelum meniru adalah mempunyai minat dan perhatian yang besar, sikap menjunjung tinggi, pandangan meniru akan memperoleh penghargaan sosial yang tinggi.
b.      Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain tanpa kritik lebih dulu. Syarat untuk mempermudah sugesti adalah:
(1)   Hambatan berpikir, akibat rangsangan emosi proses sugesti diterima secara langsung.
(2)   Pikiran terpecah-pecah/disasosiasi, mengalami pemikiran yang terpecah-pecah.
(3)   Otoritas/prestise, menerima pandangan dari seseorang yang memiliki prestise sosial tinggi.
(4)   Mayoritas, menerima pandangan dari kelompok mayoritas.
(5)   Kepercayaan penuh, penerimaan pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut.
c.       Identifikasi adalah proses yangberlangsung secara sadar, irasional, berdasar perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma-norma yang ada. Menurut Sigmund Freud “identifikasi” merupakan cara belajar norma dari orang tuanya.
d.      Simpati adalah perasaan tertarik individu terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan.
2.      Faktor yang menentukan interaksi sosial
Cara seseorang melakukan interaksi sosial dengan menggunakan komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan hubungan personal yang baik antara lain:
a.       Rasa percaya.
Secara ilmiah “percaya” didefinisikan mangandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko (Eiddin, 1967: 224-234).
Keuntungan rasa percaya kepada orang lain adalah meningkatkan komunikasi interpersonal dan mengurangi hambatan interpersonal. Sejak tahap pertama dalam hubugan interpersonal sampai tahap akhir, “percaya” menentukan efektifitas komunikasi. Bila klien sudah percaya kepada kita. Hal ini akan membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Hilangnya kepercayaan kepada orang lain akan menghambat perkembangan hubungan intrapersonal yang akrab.



Faktor yang menumbuhkan rasa percaya adalah:
1)      Menerima: kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan berusaha mengendalikan. Menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut dihargai. Menerima berarti tidak menilai pribadi orang berdasarkan prilakunya yang tidak kita senangi. Betapapun jeleknya prilakunya menurut presepsi kita, kita tetap berkomnukasi dengan dia sebagai personal, bukan sebagai objek.
2)      Empati: memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita. Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain.
3)      Kejujuran: menyebabkan prilaku kita dapat diduga (predictable). Ini akan mendorong orang lain untuk percaya pada kita.
b.      Sikap suportif.
Sikap yang mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Orang yang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami perasaan orang lain. Jack R. Gibb mengemukakan enam perilaku yang menimbulkan sikap sportif. Iklim defensif meliputi:
1)      Evaluasi dan deskripsi. Evaluasi adalah penilaian terhadap orang lain, memuji atau mengecam. Deskripsi adalah penyampaian perasaan atau persepsi tanpa melakukan penilaian.
2)      Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha mengubah orang lain, mengendalikan, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya. Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerjasama mencari pemecahan masalah.
3)      Strategi dan spontanitas. Strategi adalah penggunaan tujuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. Spontanitas artinya sikap jujur.
4)      Netralitas dan Empati. Netralitas adalah sikap impersonal, memperlakukan orang lain sebagai objek. Empati artinya memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya.
5)      Superioritas dan persamaan. Superioritas artinya seseorang lebih tinggi karena status, kekuasaan, kemampuan, intelektual, kekayaan atau kecantikan. Persamaan adalah sikap memperlakukan seseorang secara horisontal dan demokratis.
6)      Kepastian dan Profesionalisme. Individu yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, egois, dan melihat pendapatnya merupakan kebenaran yang mutlak. Profesionalisme adalah kesediaan meninjau kembali pendapat orang lain.
c.       Sikap terbuka dan sikap tertutup.
No. Sikap terbuka Sikap tertutup
1)      Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data-data dan keajegan logika
Menilai pesan berdasarka motif pribadi
2)      Membedakan dengan mudah, melihat nuansa
Berpikir simlisis, artiya berpikir hitam dan putih tanpa nuansa
3)      Berorientasi pada isi
Bersandar lebih banyak pada sumber daripada isi pesan
4)      Mencari informasi pada berbagai sumber
Mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya sendiri, bukan dari sumber kepercayaan orang lain
5)      Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaan
Kaku mempertahankan dan memegang teguh system kepercayaannya
6)      Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan
Menolak, mengabaikan, mendistorsi, dan menolak pesan yang tidak konsisten dengan system kepercayaan

E.     Teknik-Teknik Hubungan Antar Manusia
Teknik hubungan antar manusia terbagi dalam :
1.      Tindakan sosial
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Tindakan sosial dibedakan menjadi :
a.       Tindakan rasional instrumental : tindakan yang memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan atau antara efisiensi dengan efektifitas.
b.      Tindakan rasional berprestasi nilai : tindakan yang berkaitan dengan nilai dasar dalam masyarakat.
c.       Tindakan tradisional : tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan adat istiadat atau kebiasaan.
d.      Tindakan afektif : tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok berdasarkan perasaan atau emosi.
2.      Kontak sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan terjadinya awal interaksi sosial. Kontak sosial dibedakan :
(a)    Cara pihak yang berkomunikasi: baik langsung maupun tidak langsung.
(b)   Cara terjadinya: kontak primer maupun kontak sekunder.
3.      Komunikasi sosial
Proses komunikasi terjadi saat kontak sosial berlangsung. Secara harfiah komunikasi merupakan hubungan atau pergaulan dengan orang lain.
4.      Teori hubungan antar manusia
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak "menjadi" manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di sisi lain ia adalah pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia adalah kakak, tetapi di sisi lain ia adalah adik. Demikian juga dalam posisi guru dan murid, kawan dan lawan, buruh dan majikan, besar dan kecil, mantu dan mertua dan seterusnya .






BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Hubungan antar manusia (HAM) memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan. Dengan adanya hubungan antar manusia dapat memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain, memperoleh pengetahuan dan informasi baru, menumbuhkan sikap kerjasama, menghilangkan sikap egois.
HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru (Cabot dan Kahl, 1967).
Tujuan dari HAM adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin.
Faktor - faktor yang mendasari proses interaksi dalam HAM adalah imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Sedangkan faktor – faktor yang dapat menimbulkan hubungan personal yang baik adalah rasa percaya, sikap positif, sikap terbuka dan sikap tertutup. Untuk teknik hubungan antar manusia terbagi dalam tindakan sosial, kontak sosial, komunikasi sosial, serta teori hubungan antar manusia.

B.     Saran
Agar tecipta suatu hubungan yang harmonis di antara individu, maka setiap manusia harus mampu menjalin keakraban dengan manusia lainnya. Karena pada hakikatnya manusia itu merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan.



DAFTAR PUSTAKA

Christina, dkk. 2003. KomunikasiKebidanan. Jakarta: EGC.
Tyastuti, dkk. 2008. Komunikasi&KonselingDalamPraktikKebidanan. Yogyakarta: Fitryamaya.
Vardiyansah. 2004. PengantarIlmuKomunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wiryanto, DR. 2006. PengantarIlmuKomunikasiCetakanKetiga. Jakarta: PT Grasindo.
Wulandari, Diah, 2009, KomunikasidanKonselingdalamPraktikKebidanan, Yogyakarta: MitraCendikia Offset



Tidak ada komentar:

Posting Komentar