Senin, 18 April 2016

Makalah Ketidaknyamanan Kehamilan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Varney (1997) dan Prawirohardjo (2002) mengemukakan bahwa selama masa kehamilan, banyak wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu. Namun tidak jarang ada beberapa wanita yang merasa khawatir akan terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir akan kehilangan kecantikannya atau nantinya akan melahirkan bayi yang tidak normal.
Penyebab dari kematian ibu di indonesia masih merupakan trias klasik,yaitu perdarahan,eklamsia dan infeksi (Manuabe,2007). Komplikasi tersebut terjadi karena faktor tiga terlambat dan empat terlambat. Salah satu dari faktor tiga terlambat adalah terlambat dalam mengambil keputusan dikarenakan ketidakmampuan ibu maupun keluarga mengenai tanda bahaya dalam kehamilan(Depkes,2006). Sedangkan empat faktor terlalu yaitu terlalu muda,terlalu tua,terlalu sering,terlalu banyak. Penundaan keputusan akan berakibat meningkatnya resiko morbiditas dan mortalitas. (Abdullah,2007). Deteksi dini mengenai faktor resiko merupakan suatu kegiatan untuk menemukan ibu hamil dengan faktor resiko dan komplikasi kebidanan (Depkes,2009). Setiap kehamilan merupakan sesuatu yang normal dialami seorang wanita dalam proses reproduksinya tetapi ada kalanya terjadi suatu komplikasi.

1.2              RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana ketidaknyamanan dalam kehamilan?
2.      Bagaimana kemungkinan komplikasi dalam kehamilan?

1.3              TUJUAN DAN MANFAAT
1.      Untuk memahami bagaimana ketidaknyamanan yang terjadi dalam kehamilan.
2.      Untuk mengetahui bagaimana kemungkinan komplikasi dalam kehamilan.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian ketidak nyamanan
Ketidaknyamanan merupakann suatu perasaan yang kurang ataupun yang tidak  menyenangkan  bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil . kehamilan merupakan proses alamiah pada wanita yang akan menimbulkan berbagai perubahan dan menyebabkan rasa tidak nyaman, hal ini merupakan kondisi yang normal pada wanita hamil. Beberapa ibu biasanya mengeluh mengenai hal-hal yang membuat kehamilanya tidak nyaman dan kadang menyulitkan ibu. (Hidayat, 2008: 120).   

  1. Ketidaknyamanan yang Dialami oleh Ibu Hamil pada Trimester I
1.   Ngidam
Sejak awal kehamilan, dorongan untuk ngemil atau makan-makanan tertentu (ngidam) sering muncul pada ibu hamil. Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan sedikit  demi sedikit tetapi sering.biasanya terjadi pada trimester I.
a.       Penyebab
Berkaitan dengan persepsi individu wanita hamil mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah sehingga indra pengecap menjadi tumpul jadi makanan yang lebih merangsang dicari-cari
b.      Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai
1.    Penambahan berat badan yang tidak memadai
2.    Kehilangan berat badan
3.    Malnutrisi
c.       Pengobatan secara farmakologis
Mendiskusikan makanan yang dapat diterima yang meliputi makanan yang bergizi dan memuaskan ngidam atau kesukaan tradisional
d.      Penatalaksanaan
Sekali-kali penuhi rasa ngidam, misalnya dapat memakan makanan yang diinginkan seminggu atau dua minggu sekali.
e.       Cara Menangani/mengatasi
1.      Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan cukup bergizi dan makanan yang diinginkan makanan yang sehat
2.      Menjelaskan tentang bahaya makanan-makanan yang tidak baik
2.   Keputihan
Selama kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa gatal dan  tidak tercium bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering. Jika keputihan berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan kepada petugas kesehatan. Biasanya terjadi pada trimester I dan III.
a.       Penyebab
1.   Hyperplasia, mukosa vagina
2.  Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervical sebagai akibat dari peningkatan kadar esterogen
3.   Perubahan peningkatan sejumlah glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh doderlein basilus
b.      Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
1.    Jika cairan keluar sangat banyak dan baunya menyengat atau berwarna kuning/ abu-abu (beberapa penyakit kelamin servicitis dan vaginitis)
2.    Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)
3.    Perdarahan pervaginaan (abduptio placentae, plecenta previa, lesi pada servik)
c.       Cara meringankan/mengatasi
1.    Meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
2.    Memakai pakaian dalam yang terbuat dari kain katun agar lebih kuat daya serapnya
3.    Ganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari
4.    Gunakan bedak tabor untuk mengeringkan tetapi jangan terlalu berlebihan
5.    Cara tradisional : merendam vagina dengan air rebusan sirih
d.      Pengobatan secara farmakologis
Hindari pencucian vagina dengan cara douching
e.       Penatalaksanaan
1.      Menjaga kebersihan vagina
2.      Mengeringkan bagian vagina dengan handuk setelah dibersihkan
3.      Menggunakan celana dalam dari katun
4.      Hindarilah melakukan douche vagina



3.      Rasa Mual-Muntah
Keadaan ini lebih sering terjadi di pagi hari walaupun keadaan yang dirasakan oleh sekitar 50% ibu hamil ini dapat muncul kapan saja. Dapat terpicu hanya karena mencium bau makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini terjadi karena perubahan hormone dalam tubuh. Biasanya, hanya berlangsung selama 3 bulan pertama kehamilan, dan berhenti begitu masuk bulan ke-4. Fisiologi:  Perubahan hormon dan faktor psikologis, refleksi kebahagian atau bisa juga karena rasa penolakan terhadap kehamilan. Biasanya terjadi pada minggu ke 5-12 bisa terjadi lebih awal (2-3 minggu setelah hpht).
a.       Penyebab
1.    Perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar HCG, estrogen dan progesterone
2.    Kelebihan asam klorida/asam gastric
3.    Peristaltic lambat mengakibatkan meningkatnya estrogen dan progesterone
4.    Pembesaran uterus
5.    Faktor emosional yang labil
6.    Alergis (sekresi corpus luteum, antigen dari ayah, “keracunan histamin”)
b.    Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
1.    Pertambahan berat badan yang tidak memadai
2.    Kehilangan berat badan yang tidak signifikan
3.    Tanda-tanda malnutrisi
4.    Hiperemesis gravidarum (muntah yang berlebihan)
c.    Cara meringankan/mengatasi
1.      Makan porsi kecil tapi sering
2.      Makan biscuit kering/roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari
3.      Makan sesuatu yang manis (permen) atau minum jus buah sebelum tidur malam dan sesudah bangun tidur
4.      Hindari makan yang berminyak dan berbumbu merangsang
5.      Duduk tegak setiap kali selesai makan
d. Pengobatan secara farmakologis
1. Gunakan obat-obatan hanya jika tindakan nonfarmakologis gagal dan juga hanya untuk penggunaan jangka pendek
2. Jika berat: terapi dengan vitamin B6
3. Berikan anti histamin: dimenhydrinate.
4. Metochlorperamide hydrochloride
e. penatalaksanaan
1.      Ubah kebiasaan makan
2.      Konsumsi gizi seimbang
3.      Bergerak perlahan
4.      Mengkonsumsi suplemen

4.      Pusing/Sakit Kepala
Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan. Selain itu, Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah. Fisiologi: Sakit kepala yang sering lebih dari biasa, hal ini mungkin karena keadaan rasa mual, kelelahan,lpar, tekanan darah rendah, dan dapat juga karena perasaan tegang/depresi. Merasa pusing karena pada awal kehamilan ini karena adanya peningkatan tuntutan darah ketubuh, sehingga sewaktu berubah posisi dari tidur atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, sistem sirkulasi darah kesulitan untuk beradaptasi.
a.    Penyebab
1.      Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan
2.      Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah
3.      Hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan-perubahan hemodinamis
4.      Penggumpalan darah didalam pembulu tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan kardiakoutput serta tekanan darah dengan tegangan ortostatik yang meningkat.
5.      Mungkin dihubungkan dengan hipoglikemi
b.   Tanda-Tanda Bahaya/yang perlu diwaspadai
1.    Bila bertambah berat akan terus berlanjut
2.    Jika disertai dengan tekanan darah tinggi, dan proteinuria
3.    Jika ada migrant
4.    Penglihatan berkurang atau kabur
c.    Cara Meringankan/Mencegah
1.    Teknik relaksasi
2.    Memassase leher dan otot bahu
3.    Penggunaan kompres panas atau es pada leher
4.    Istirahat
5.    Mandi air hangat
6.    Pengobatan : penggunaan yang bijaksana dari tylenol/paracetamol
Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik.
    1. Penatalaksanaan
1.      Mencari tahu apa yang memicu rasa sakit kepala
2.      Menghindari makanan memicu migren ketika rasa sakit terasa
3.      Gunakan kompres pada bagian dahi menggunakan air hangat atau air dingin
4.      Menghindari kelelahan
    1. Obat farmakologis
1.Gunakan paracetamol
2.Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik

5.      Kelelahan
Kelelahan (fatigue) adalah suatu kondisi yang memiliki tanda berkurangnya kapasitas yang dimiliki seseorang untuk bekerja dan mengurangi efisiensi prestasi, dan biasanya hal ini disertai dengan perasaan letih dan lemah. Fisiologi : Peningkatan kadar estrogen, progesteron serta merupakan respon fisiologi dari kehamilan. Biasanya terjadi pada trimester I.
a.       Penyebab
1.      Penuruanan dan perubahan laju metabolism basal pada awal kehamilan
2.      Mumgkin berhungan dengan penurunana laju metabolisme basal pada masa awal kehamilan.
b.       Cara meringankan/mengatasi
1.      Yakinkan hal ini normal terjadi dalam kehamilan
2.      Anjurkan ibu untuk sering istirahat
3.      Lakukan aktifitas yang ringan dan nutrisi yang baik


c.       Tanda-tanda bahaya
1.      Terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva mata pucat dll)
2.      Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan/ aktivitas sehari-hari
3.      Tanda dan gejala depresi
4.      Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit kronis
d.      Pengobatan secara farmakologis
1.      Tidak perlu memberikan obat obatan.
2.      Suplemen vitamin dan zat besi, dapat membantu untuk meningkatkan kesahatan ibu secara umum.
e.       Penatalaksanaan
1.      Meluangkan waktu untuk beristirahat
2.      Mengkonsumsi makanan sehat
3.      Menjaga kadar gula darah tetap stabil
4.      Mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi untuk mencegah anemia
6.         Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan trimester III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing (dibahas pada sub bahasan sebelumnya yaitu sering buang air kecil/nokturia), gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu.
a.       Penyebab
1.        Rasa khawatir memikirkan persalinan
2.        Gunakan antihistamin untuk memberikan rasa ringan jangka pendek saja.
3.        Boleh menggunakan vistaril dan seconal.
4.        Secara umum hindari obat obatan tidur, karena dapat menggagu sirkulasi darah ke janin.
b.      Pencegahan
1.      Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol
Menghindari merokok dan mengkonsumsi alcohol pada saat hamil. Selain membahayakan janin, rokok dan alkohol juga membuat ibu hamil sulit tidur.
2.      Ibu hamil diharapkan menghindari kafein. Menghindari kafein dapat membuat seseorang susah tidur dan membuat jantung berdebar. Selain, selain terdapat pada kopi, kafein juga terdapat pada teh soda, dan cokelat.
3.      Sejukkan kamar tidur. Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum tidur. Melakukan latihan fisik atau berolahraga ringan selama hamil memang sangat baik untuk menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan sampai karena berolahraga, jangan sampai tubuh ibu tidak sempat untuk beristirahat cukup setelah berolahraga.
4.      Usahakan tidur sebentar di siang hari. Tidur di siang hari dapat membantu ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai 60 menit saja. Jika ibu terlalu lama tudursiang, bisa jadi ibu tidak dapat tidur di malam hari.
5.      Buat jadwal yang teratur. Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu ibu untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk mempermudah tertidur, usahakan agar ibu tenang dan rileks.
6.      Biasakan miring kiri. Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri mulai trimester pertama sampai akhir kehamilan. Posisi tidur miring ke kiri juga akan membantu darah dan nutrisi mengalirlancar ke janin dan rahim, serta membantu ginjal untuk sedikit memperlambat produksi urine. Membiasakan tidur dalam posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu tidur lebih optimal ketika perut semakin membesar pada trimester III.
7.      Kurangi minum pada malam hari. Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu sering kencing pada malam hari.
8.      Minum segelas susu hangat. Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat dalam susu akan meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang membuat seseorang menjadi mudah mengantuk.
c.       Penatalaksanaan
1.    Hindari situasi stres sebelum tidur
2.    Hindari minuman yang mengandung kafein
3.    Hindari makanan yang berbumbu 2 jam sebelum tidur
4.    Minum susu hangat sebelum tidur
5.    Lakukan relaksasi
d.      Pengobatan secara farmakologis
1.      Gunakan antihistamin untuk memberikan rasa ringan jangka pendek saja.
2.      Boleh menggunakan vistaril dan seconal.
3.      Secara umum hindari obat obatan tidur, karena dapat menggagu sirkulasi darah ke janin.
e.       Tanda-tanda bahaya
1.        Keletihan yang berlebihan
2.        Tanda tanda depresi

7.      Sering buang air kecil
Begitu haid terlambat 1-2 minggu, biasanya ada dorongan untuk buang air kecil yang sering. Hal ini terjadi karena meningkatnya peredaran darah  ketika hamil dan tekanan pada kandung kemih akibat membesarnya rahim. Biar pun sering buang air kecil, ibu harus tetap banyak minum agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9 bulan, saat kepala bayi masuk ke rongga panggul dan menekan kandung kemih. sudah Supaya tidak mengganggu waktu tidur sebaiknya ibu menghindari waktu minum pada malam hari dan diperbanyak pada siang hari. Hal ini dimaksudkan agar ibu tidak sering kencing pada malam hari oleh karena itu ibu dapat tidur dengan nyenyak.
Fisiologi:  Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandung kencing ibu hamil.



a.     Penyebab
1.    Penurunan otot yang mengontrol pengeluaran urin
2.    Tekanan pada kandung kemih yang disebabkan oleh kehamilan pada trimester pertama dan ketiga dapat menyebabkan frekuensi berkemih. Berat bayi akan menekan kandung kemih sehingga kandung kemih tidak dapat menahan urin
3.    Nokturia akibat eksresi sodium yang meningkat dengan kehilangan air yang bersamaan
4.    Air dan sodium terperangkap di tungkai bawah selama siang hari karena statis vena, sedangkan pada malam hari terdapat aliran kembali vena yang meningkat dengan akibat peningkatan dalam jumlah output.
b.    Tanda bahaya
1.   Wanita hamil beresiko untuk terkena infeksi saluran kemih dan pyelonefritis karena ginjal dan kantung kemih berubah
2.   Dysuria
3.   Oliguria       
4.   Asimtomatik bakteriurea yang umum dijumpai pada kehamilan
c.    Cara pencegahan
1.      Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya mencangkup sebab terjadinya
2.      Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing
3.      Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum saat siang hari
4.      Jangan kurangi  minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat mengganggu tidur pada malam hari
5.      Batasi minum kopi, teh atau soda
d.    Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.
e.    Penatalaksanaan
1.    Meningkatkan asupan cairan untuk mengganti kekurangan cairan kecuali sebelum tidur untuk mencegah nokturia yang dapat mengganggu tidur
2.     Gunakan pad perineum jika tidak dapat mengontrol pengeluaran urin 
3.     Latihan kegel untuk mengontrol kandung kemih
4.    Selesai BAK, letakkan tangan pada perut bagian bawah            dan angkat untuk mengeluarkan urin yang tertahan
f.      Pengobatan secara farmakologis
Tidak memerlukan pengobatan farmakologis
8.      Hidung tersumbat sampai dengan berdarah
a.       Penyebab
1.      Peningkatan kadar estrogen dan progesteron
2.      Pembesaran kapiler
3.      Relaksasi otot halus vaskular
4.      Peningkatan sirkulasi dan volume darah

b.      Cara meringankan atau mencegah
Gunakan vaporizer udara dingin
c.       Pengobatan secara farmakologi
1.      Spray normal saline, hindari dekongestan sistemik dan semprotan hidung untuk hidung tersumbat biasa
2.      Jika sangat mengganggu atau jika terdapat inpeksi saluran pernafasan, tidak perlu memberikan obat-obat an
3.       Hindari obat-obat an kombinasi
d.      Tanda-tanda bahaya
1.      Tanda dan gejala anemia
2.      Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari
3.      Tanda dan gejala depresi
4.      Tanda dan gejala adanya penyakit kronis

  1. Ketidaknyamanan Yang Dialami Oleh Ibu Hamil Pada Trimester II
  1. Haemorroida
Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III. Hal ini sering terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena didaerah anus juga membesar. Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum (bagian dalam anus). Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorid sehingga menimbulkan perdarahan. Untuk menghindari pecahnya pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat, banyak minum, buah dan sayuran. Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah. Pada kehamilan Progesterone menyebabkan relaksasi dindiong vena dan usus besar. Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena hemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan kongesti pada vena pelvic
a.       Penyebab
1.    Sering terjadi kerena konstipasi
2.    Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena haemorroida
3.    Dukungan yang tidak memadai pada vena hemoroida di area anorectal
4.    Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah
5.    Progesteron menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar
6.    Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena haemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan kongesti pada vena pelvic
b.      Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Rasa nyeri pada saat melakukan defekasi
c.     Cara mengurangi/mencegah
1.    Menghindari konstipasi
2.    Menghindari ketegangan selama defekasi
3.    Mandi air hangat/ kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi
4.    Kompres es/garam Epsom
5.    Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan
d.      Penatalaksanaan
1.      Hindari makanan pedas
2.      Kompres dingin atau mandi air hangat akan membantu meningkatkan kenyamanan dan mengurangi nyeri
3.      Latihan kegel setiap hari untuk melancarkan aliran darah dari dan ke bagian panggul
4.      ketika defekasi, letakkan kaki di atas bangku kecil. Posisi ini membuat kaki lebih tinggi
e.       pengobatan secara farmakologis
salep topikal : bahan anastesi (memberi rasa ringan sesaat) ; astringent-witch hazel.
2.      Konstipasi
Konstipasi adalah gangguan pencernaan berupa terhambatnya pengeluaran dari sisa-sisa makanan, akibatnya, ibu mengalami kesulitan untuk buang air besar (BAB). Biasanya, feses menjadi keras, dan perut terasa nyeri atau mulas. Fisiologi : Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang.
a.       Penyebab
1.    Peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus menjadi lambat
2.    Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot polos usus besar
penyerapan air dari kolon meningkat
3.    Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi
4.    Diet yang kurang sehat
5.    Kurang mengkonsumsi air putih
6.    Kurang aktivitas
7.    Tekanan di uterus yang membesar pada usus

b.      Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
2.        Rasa nyeri hebat di abdomen, tidak mengeluarkan gas (obstruksi)
3.        Rasa nyeri di kuadran kanan bawah (appendicitis)

c.       Cara meringankan/pencegahan
1.      Tingkatkan intake cairan, serat di dalam diet seperti : buah/juice prem, minum cairan dingin/panas (terutama ketika perut kosong)
2.      Istirahat cukup
3.      Senam/exercise
4.      Membiasakan BAB secara teratur
5.      BAB segera setelah ada dorongan
6.      Terapi gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan)/emollients. Seperti : suposutoria dan lai-lain. Hindari minyak mineral, lubrikasi, perangsang (stimulant) saline, hipersmosis, diphenylmethane, castor dan lain-lain
d.      Pengobatan secara farmakologis
Hindari minyak mineral, lubrikan, perangsang (pencahar)
e.       Pelaksanan
Gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan)/emollients. Seperti : supositoria dll. Hindari minyak mineral, lubrikasi, perangsang (stimulant) saline, hiperosmotis, diphenylmethane, castor dll
  1. Varises
Ketidaknyamanan ini terjadi pada Trimester kedua dan ketiga.  Akibat tekanan pembuluh vena besar yang terletak dibelakang uterus, darah balik dari tubuh bagian bawah terhambat dan menyebabkan peningkatn tekanan pembuluh vena, akibatnya muncul varises. Vena membesar dan terasa nyeri. Lokasi tersering munculnya adalah betis, paha dan vagina. Sehingga dianjurkan untuk jangan berdiri lama, berbaringlah dengan posisi miring atau duduk dengan kaki ditinggikan.
 Fisiologi :  Sirkulasi darah selama hamil lebih banyak sehingga tidak teratasi oleh katub yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya, pembuluh darah kaki mekar, bahkan sampai menonjol agar tertampung darah lebih banyak.
a.       Penyebab
1.    Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol.
2.    Kongesti vena dalam bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus yang hamil
3.    Kerapuhan jaringan elastic yang disebabkan oleh estrogen
4.    Kecenderungan bawaan keluarga
5.    Disebabkan factor usia, dan lama berdiri
b.        Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Tromboplebitis supervisial atau thrombosis vena yang dalam
c.         Cara meringankan/mengatasi
1.    Angkatlah kaki saat berbaring atau duduk
2.    Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan ± 90º beberapa kali sehari
3.    Jaga agar kaki jangan bersilangan
4.    Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
5.    Hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh yang baik
d.      Penatalaksanaan
Berjalan–jalan ketika memungkinkan dan melakukan gerakan memutar-mutar pergelangan kaki sementara duduk atau berdiri.


e.       Pengobatan secara farmakologis
Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat .
4.      Gatal-gatal
Gatal-gatal terjadi pada perut paha payudara maupun pada bagian lain terutama pada lipatan-lipatan. Terjadi pada semua trimester.
  1. Penyebab
1.   Perenggang kulit
2.   Peningkatan pengeluaran keringat

    1. Cara mengatasi
1.   Potong dan bersihkan kuku agar jika tergaruk tidak menimbulkan bekas
2.   Jaga kebersihkan kulit
3.   Mandi guyur minimal 2x sehari
4.   Kurangi pemakaian sabun
    1. Tanda tanda bahaya
1.   Pruritus grafidarum dengan atau tanpa dihubungkan dengan penyakit kulit
2.   Jika disertai dengan mual dan muntah muntah, penyakit kuning, urine berwarna hitam.
3.   Tanda-tanda atau gejala gejala dermatoses lainnya, misalnya skabies
    1. Penatalaksanaan
1.      Hindari mandi pakai air hangat
2.      Hindari keluar rumah pada cuaca panas di siang hari
3.      Kompres dingin pada daerah gatal
    1. Pengobatan secara farmakologis
Hindari makanan yang dapat memicu gatal seperti seafood.
5.      Ulu Hati Terasa Panas
Nyeri ulu hati dapat mulai dari awal kehamilan dan sering menjadi lebih hebat sejalan dengan kemajuan kehamilan. Nyeri ulu hati disebabkan oleh dua hal-refluks (mengalir ke atas) asam lambung ke dalam esofagus dan perubahan hormonal kehamilan. Sealam kehamilan, tubuh menghasilkan hormon yang dapat merilekskan otot – otot involunter, di mana otot tersebut normalnya mencegah asam lambung untuk mengalir kembali ke dalam esofagus dan perubahan hormonal kehamilan. Selama kehamilan, tubuh menghasilkan hormon yang dapat merilekskan otot – otot involunter, di mana otot tersebut normalnya mencegah asam lambung untuk mengalir kembali ke dalam esofagus. Karena otot – otot tersebut tidak melakukan fungsi sebagaimana biasanya, maka anda mengalami nyeri ulu hati. Anda mungkin akan mengalami nyeeri ulu hati selama trimester ketiga terutama, ketika rahim yang membesar menekan lambung dan sebagian usus. Hal ini dapat menyebabkana isi lambung masuk kembali ke dalam esofagus. Fisiologi  :  peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
a.    Penyebab
1.    Kelambatan pengosongan lambung
2.    Lambung terdesak oleh rahim
b.    Cara mengatasi
1.         Jangan mengkonsumsi makanan yang memproduksi gas seperti kubis, nangka, sawi dan durian
2.         Hindari mengkonsumsi makanan yang berleak dan posrdi besar misalnya daging
3.         Minum sedikit susu atau teh hangat
4.         Jika gejala semakin perah, hubungi tenaga kesehatan
5.         Makan lebih sering namun dengan porsi sedikit supaya perut tidak penuh makanan
6.         Jangan makan sebelum tidur
7.          tidur dengan posisi setengah duduk jika            sering mengalami heartburn di malam hari
6.      Nyeri Sendi
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur. Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang. Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini.
Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
1.          Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari bawah
2.          Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah jongkok.
a.       Penyebab
Perubahan keseimbangan tubuh oleh pembesaran perut
b.    Cara mengatasi
1.    Santai dan istirahat
2.    Pakai sepatu berhak rendah
3.    Latihan menggoyangkan panggul
c. Penatalaksanaan
1.    Berdiri, duduk dan tidur dengan posisi santai dan lindungi punggung
2.    Hindari mengangkat barang-barang berat
3.    Lakukan latihan untuk mengurangi sakit punggung dengan menekuk bahu ke depan atau memutar bahu
4.    Lakukan kompres panas atau dingin pada punggung yang sakit
5.    Menekuk bahu ke depan atau memutar bahu untuk mengurangi rasa sakit



7.      Chloasma (perubahan warna areola mammae)
Chloasma juga dikenal sebagai melasma atau seboroik melanosis adalah istilah yang digunakan untuk perubahan warna kulit pigmen. Biasanya ini terjadi dalam coklat kekuniangan patch atau bintik-bintik, yang diintensifkan oleh paparan sinar matahari. Chloasma terjadi selama kehamilan, dan penggelapan kuliy biasanya terjadi selama 16 minggu usia kehamilan. Lesi dapat menghilang setelah melahirkan, namun muncul lagi selama kehamilan berikutnya pada kondisi lain, lesi terkadang tidak dapat hilang meski bertahun-tahun setelah melahirkan.
a.       Penyebab
Kecendrungan ginetik peningkatan kadar estrogen dan mungkin progesteron
b.      Cara meringankan atau mencegah
1.                                  Hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan
2.                                  Gunakan bahan pelindung nonalergi
c.       Pengobatan secara famakologi
Hindari penggunaan hydroquinone karena hanya sedikit keberhasilan namun lebih banyak efek sampingnya.

8.      Perut kembung
Perut kembung adalah kondisi ketika perut terasa penuh dan kencang. Di samping itu, perut juga bisa terlihat membesar. Hal ini bisa membuat kita merasa tidak nyaman. Kondisi ini bisa disertai dengan gejala kentut secara berlebihan, bersendawa, serta perut terasa bergejolak.
a.       penyebab
  1. Pergerakan motilitas gastrointestinal menurun yang menyebabkan terjadinya pelambatan waktu pengosongan.
  2. Penekanan dari uterus yang membesar terhadap usus besar.
b.      Cara meringankan atau mencegah
1.      Hindari makanan yang mengandung gas
2.      Kunyahlah makanan seacara sempurna
3.      Lakukan senam secara teratur
4.      Pertahankan saat kebiasaan buang air besar yang normal  
  1.    Penatalaksanaan
1.      Ketika hamil pola makan yang baik sebaiknya dalam jumlah kecil tetapi sering
2.      Hindari makanan atau minuman yang memiliki kandungan banyak gas
3.      Yang menyebabkan perut kembung seperti tape, durian, soda
4.      Olahraga seperti jalan dipagi hari.    
  1. pengobatan secara farmakologi
tidak dianjurkan membeli obat diapotik lebih baik mengkonsumsi teh hangat dan jahe hangat
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       9. Mati rasa dan terasa perih pada dari tangan dan kaki.
a.       penyebab
1.      perubahan dalam titik pusatgaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat. Perubahan ini mengakibatkan wanita yang mengambil sikap atau postur yang membuat menekan pada saraf ulnar, medial, dan sciatic.
2.      Hiperventilasi juga bisa membuat jari tangan terasa perih dan mati rasa meskipun kasus seperti ini jarang terjadi.
b.      cara meringankan dan mencegah
1.      jelaskan kemungkinan penyebabnya
2.      perhatian yang cermat terhadap postur tubuh yang benar
3.      dapat dikurangi dengan posisi tidur miring kekiri
c.       tanda-tanda bahaya
jika disertai tanda-tanda atau gejala kekurangan gizi

  1. Ketidaknyamanan Yang Dialami Oleh Ibu Hamil Pada Trimester III :
1.    Nafas Sesak/Hyperventilasi
Fisiologi       :  Hal ini terjadi karena rahim mendesak paru-paru dan diafragma.
a.       Penyebab
1.    Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawah diafragma menekan paru ibu.
2.    Peningkatan kadar progesteron berpengaruh secara langsung pada pusat pernafasan untuk menurunkan kadar CO2 serta meningkatkan kadar O2.
b.    Tanda-Tanda Bahaya/yang perlu diwaspadai
1.    Jika disertai dengan demam, batuk, pernafasan cepat, malaise (infeksi)
2.    Pernafasan cepat tanpa demam (embolus)
3.    Exacerbasi (memburuknya) asthma


  c.  Cara Meringankan/Mencegah
1.    Jelaskan penyebab fisiologisnya
2.    Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan normal ketika terjadi hyperventilasi
3.    Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan kepala serta menarik nafas panjang
4.    Mendorong postur tubuh yang baik melakukan pernafasan interkostal

2.    Edema Dependen
edema berarti meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler) dan di luar pembuluh darah (ekstravaskular) disertai dengan penimbunan di jaringan serosa.
a.       Penyebab
1.    Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal
2.    Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
3.    Peningkatan kadar permeabilitas kapiler
4.   Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/pada kava inferior ketika berbaring
b.      Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
1.    Jika muncul pada muka dan tangan dan disertai dengan proteinuria serta hipertensi (waspada preeklamsi/eklamsi)
2.    Jika pitting muncul bahkan setelah semalaman berbaring pada posisi miring ke kiri dan kaki ditinggikan
3.    Jika disertai dengan gejala anemia aatau proteinuria dan hipertensi
4.    Tanda tanda varises dan komlikasi tromboembolik
c.       Cara meringankan atau mencegah
1.    Hindari posisi berbaring terlentang
2.    Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri, dengan kaki agak ditinggikan
3.    Angkat kaki ketika duduk/istirahat
4.    Hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki
5.    Lakukan senam secara teratur
d.      Pengobatan secara farmakologis
kaos kaki penyangga

3.    Kram Kaki
Kram kaki adalah rasa sakit yang berasal dari otot  kaki  yang terjadi karena adanya kejangpada otot karena mengalami kontraksi. kram kaki merupakan masalah yang umum dan terjadi pada sebagian orang. Kondisi ini ditandai dengan mengerasnya otot dan tulang secara tiba-tiba dan akan hilang dalam beberapa waktu.
a.                                 Penyebab
1.    Kekurangan asupan kalsium
2.    Ketidakseimbangan rasio kalsium-fosfor
3.    Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada pembuluh dasar pelvic, dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari tungkai bagian bawah
  1. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Tanda-tanda thrombophlebitis superficial/thrombosis vena yang dalam
  1. Cara meringankan/pencegahan
1.      Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi) dan cari yang high kalsium
2.      Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk merengangkan otot-otot yang terkena kram
3.      Gunakan penghangat untuk otot
4.      Terapi: suplementasi dengan garam kalsium yang tidak mengandung fosfor
5.      Gunakan antacid aluminium hidroksida untuk meningkatkan pembentukan fosfor yang tidak melarut
6.      Membiasakan BAB secara teratur
7.      BAB segera setelah ada dorongan
  1. penatalaksaan
Gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan)/emollients. Seperti : suposutoria dan lai-lain. Hindari minyak mineral, lubrikasi, perangsang (stimulant) saline, hipersmosis, diphenylmethane, castor dan lain-lain.

4.    Heart Burn ( panas dalam perut )
rasa panas dalam perut biasanya di asosiasikan dengan sensasi seperti terbakar yang seringkali menjalar dari kerongkongan bagian bawah menuju bagian bawah tulang dada. Haltersebut terjadi ketika asam lambung dari perut ibu terbawa masuk ke dalam tenggorokan (esofagus) .
a.                                 Penyebab
1.    Relaksasi cardiac spinkter lambung karena efek meningkatnya jumlah progsteron
2.    Menurunnya motilitas saluran cerna dihasilkan dari relaksasi otot polos, yang kemungkinan karena meningkatnya progesterone dan tekanan uterus
3.    Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan dan ditekan oleh pembesaran uterus
4.    pergeseran lambung karena pembesaran uterus
5.    aliran balik esofagus yang menyebabkan efek panas seperti terbakar di area retrosternal
6.    timbul dari aliran balik asam lambung ke dalam esofagus bagian bawah

b.                                 Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
1.    Kehilangan berat badan/keletihan yang amat berat
2.    Nyeri epigastrium disertai sakit kepala hebat, hipertensi dan edema patologis pada trimester III (preeklamsi)
3.    Nyeri perut yang hebat (persalinan premature, appendicitis)

c.         Cara meringankan/mengatasi
1.    Makan porsi kecil tapi sering
2.    Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/makanan yang berbumbu merangsang
3.    Hindari rokok, kopi, alcohol, cokelat
4.    Hindari berbaring setelah makan
5.    Hindari minuman selain air putih saat makan
6.    Kunyah permen karet
d.             penatalaksanaan
1.      Gunakan antacid dengan kandungan sodium rendah (kombinasi hidroxida aluminium dan magnesium)
2.      Hindari dari kalsium karena dapat menimbulkan hiperaciditas (peningkatan asam dalam lambung)

2.2.       Kemungkinan Komplikasi Kehamilan
Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).
A.       Jenis Komplikasi Kehamilan
1.      Perdarahan
Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi atau kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur, trauma, atau penyakit saluran kelamin bagian bawah (Depkes RI, 2000). Perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian ibu yang paling sering terjadi, tanda-tandanya adalah keluar darah dari jalan lahir dalam jumlah banyak (500 cc atau lebih sering perkiraan ukuran dua gelas atau basahnya empat lembar kain ) dalam satu sampai dua jam pertama setalah kelahiran bayi (Manuaba, 1995) Pada keadaan postpartum kontraksi uterus selama persalinan bukan saja ditujukan untuk mengeluarkan bayi dan plasenta tetapi juga untuk menutup pembuluh darah yang terbuka setelah persalinan. Pada keadaan normal plasenta dikeluarkan dalam waktu 30 menit setelah kelahiran bayi. Selanjutnya kontraksi uterus segera akan menghentikan perdarahan. Karena berbagai alasan plasenta kemungkinan akan gagal dalam melepaskan diri akibatnya perdarahan tidak akan pernah berhenti selama plasenta atau bagiannya tetap berada dalam uterus. Wanita dalam kehamilan ganda yang paritas keempat atau kelima mempunyai risiko untuk mengalami perdarahan postpartum. Diduga otot uterus terlalu teregang dan tidak berkontraksi dengan normal. Penyebab perdarahan post partum yang paling sering ialah atonia uteri, retensio plasenta (sisa plasenta), dan robekan jalan lahir (Manuaba, 1995).
2.      Pre-Eklamsi
Per-eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan dan dapat terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pascapersalinan (Prawirohardjo, 1999).
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda yang lain. Untuk menegakkan diagnosis pre-eklamsi, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mm Hg atau lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mm Hg maka diagnosis hipertensi dapat ditegakkan (Manuaba, 1995).
Edema ialah penimbunan cairan secara umum yang berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat dianggap normal tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan (Manuaba, 1995).
Proteinuria merupakan komplikasi lanjutan dari hipertensi dalam kehamilan, dengan kerusakan ginjal sehingga beberapa bentuk protein lolos dalam urine. Normal terdapat sejumlah protein dalam urine, tetapi tidak melebihi 0,3 gr dalam 24 jam. Proteinuria menunjukkan komplikasi hipertensi dalam kehamilan lanjut sehingga memerlukan perhatian dan penanganan segera (Manuaba, 1995).
Penyebab pre-eklamsi sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab penyakit ini, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Diduga penyebab hipertensi dalam kehamilan secara patologi terjadi karena akibat implantasi sehingga timbul iskemia plasenta yang diikuti sindroma inflamasi dan risiko meningkat pada hamil kembar, penyakit trombolas, diabetes mellitus, faktor herediter dan masalah vaskuler (Saifuddin, 2000).
3.      Infeksi
Infeksi pascapersalinan ialah meningkatnya suhu tubuh > 38ºC dan demam berturut-turut selama dua hari sesudah persalinan dan yang disertai keluarnya cairan yang berbau dari liang rahim. Infeksi jalan lahir dapat terjadi pada ibu bersalin yang pertolongan persalinannya tidak bersih atau pada wanita yang menggugurkan kandungan dengan cara berbahaya. Tanda-tandanya adalah panas tinggi lebih dari dua hari setelah melahirkan atau setelah keguguran. Keadaan ini berbahaya dan ibu perlu  mendapatkan perawatan intensif. Infeksi ini dapat dicegah dengan pertolongan persalinan yang bersih dan aman (Poehjati, 2003).
Infeksi dapat terjadi apabila:
1. Ketuban pecah dini (lebih dari 6 jam)
2. Persalinan tak maju atau partus lama.
3. Penolong persalinan tidak mencuci tangan dengan baik
4. Pemeriksaan vaginal yang terlalu sering atau kurang bersih
5. Perawatan daerah perineal yang tidak benar selama atau sesudah kehamilan
6. Persalinan yang tidak bersih
7. Memasukkan sesuatu kedalam jalan lahir
8. Hubungan seks setelah ketuban pecah
9. Sisa jaringan plasenta, atau sisa jaringan abortus
10. Perdarahan
Pencegahan infeksi sangat penting untuk diketahui, yaitu dengan menjaga kebersihan, misalnya:
1. Menjaga kebersihan dengan sungguh-sungguh waktu melakukan pemeriksaan dalam.
2. Menganjurkan semua ibu hamil untuk datang kebidan/segera setalah ketuban pecah.
3. Mengganjurkan semua ibu hamil untuk tidak melakukan hubungna seks apabila ketuban sudah pecah.
4. Mencuci kedua tangan dengan bersih sebelum dan sesudah merawat ibu.
5. Menganjurkan pada pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan mengenai pentingnya kebersihan (Prawirohadjo, 2000).

B.        Pencegahan Komplikasi Kehamilan
1.      Pelayanan Asuhan Antenatal
Adapun pelayanan kesehatan selama masa kehamilan seorang seorang ibu yang diberikan sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan (Mandriwati, 2008).
Pelayanan antenatal selengkapnya mencakup banyak hal meliputi antara lain:
1.      Anamnesis yaitu pencarian riwayat kehamilan terdahulu seperti gangguan kehamilan
2.      Pengukuran tinggi badan yang dilakukan satu kali dan penimbangan berat badan yang dilakukan setiap ibu hamil memerikasakan kehamilannya.
3.      Pengukuran tinggi fundus uteri untuk menaksir usia kehamilan, dilakukan dengan perabaan perut (Leopold I-IV)
4.      Pememriksaan panggul, dilakukan dengan maksud :
a.  Memeriksa ada tidaknya kelainan atau penyakit pada jalan lahir
b. Mengadakan pemerikasaan untuk membuktikan bahwa ibu hamil
c. Untuk mengetahui apakah ibu panggul sempit.
5.      Penghitungan denyut jantung janin (DJJ)
6.      Pemeriksaan kesehatan secara umum, meliputi pengukuran tekanan darah dan denyut jantung ibu, dan pemeriksaan faal tubuh.
7.      Pemerikasaan Hb dengan menggunakan metode sahli
8.      Penyuluhan kesehatan pada kehamilan, yang ditujukan pada pemeliharaan kebersihan perorangan, dan status gizi
9.      Suplemen gizi dengan pemberian tablet zat besi (Fe)
10.  Pemberian suntikan Tetanus Toksoid (TT) lengkap 2 kali untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum.

Pelayanan antenatal dilakukan pada kunjungan pertama untuk ibu hamil (K1), pada kunjungan ulangan dilakukan prosedur yang sama. Minimal ibu hamil memeriksakan kehamilannya 4 kali selama masa kehamilan dengan ketentuan: minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga (Mandriwati, 2008)
Penerapan operasionalnya dikenal dengan standar ”5 T " yaitu:
1.          Timbang berat badan dan tinggi badan
2.          Ukur tekanan darah
3.          Pemmberian imunisasi TT
4.          Ukur tinggi fundus Uteri
5.          Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

C.       Penanganan Komplikasi Kehamilan
1.    Penanganan Perdarahan (PUSDIKNAKES RI, 2003).
1.          Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat atau masih cukup stabil)
2.          Periksa konsistensi uterus, yang merupakan langkah pertama, karena 80-90% perdarahan postpartum berhubungan dengan atonia uteri
3.          Jika kontraksi bersifat atonik, masase untuk menstimulasi kontraksi
4.          Jika uterus gagal berkontaksi segera setelah masase lakukan kompresi bimanual sebagai tambahan stimulasi kontraksi uterus
5.          Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk)
6.          Penilaian medik untuk menetukan tindakan di fasilitas kesehatan setempat atau rujuk ke rumah sakit. Bila pasien syok atau kondisinya memburuk akibat perdarahan hebat, segera atasi komplikasi tersebut dengan pemasangan infus dan pemberian oksigen.
7.          Gunakan jarum infus besar (16 gauge atau lebih besar) dan berikan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama) larutan fisiologis atau riger laktat.
8.          Kemungkinan hamil ektopik pada pasien hamil muda dengan syok berat
9.          Bila terdapat tanda-tanda sepsis, berikan antibiotika yang sesuai
10.      Temukan dan hentikan segera sumber perdarahan
11.      Lakukan pemantauan ketat tentang kondisi pascatindakan dan perkembangan selanjutnya.

2     Penanganan Pre- eklamsi
1.          Jika kehamilan < 37 minggu, tangani secara rawat jalan
2.          Pantau tekanan darah, proteinuria, dan kondisi janin setiap minggu
3.          Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat dan teminasi kehamilan
4.          Jika tekanan dastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan diastolik di antara 90-100 mmHg.
5.          Pasang infus ringer laktat dengan jarum besar
6.          Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi Overload.
7.          Kateterisasi urin untuk mengukur volume pengeluaran dan proteinuria
8.          Jika jumlah urin < 30 ml per jam infus cairan pertahankan dan pantau kemunkinan odem paru.
9.          Janagn tinggalkan pasien sendirian. Karena kejang dan aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
10.      Obsevasi tanda-tanda vital, denyut jantung janin setiap jam.

3     Penanganan Infeksi
1.          Rawat jalan bila tanpa komplikasi, rawat inap bila disetai komplikasi
2.          Upaya pencegahan merupakan cara paling menguntungkan
3.          Kenali tanda dan gejala dan jenis pemeriksaan spesifik
4.          Tegakkan diagnosis sedini mungkin
5.          Tirah baring
6.          Pemberian antibiotika.
7.          Pemeliharaan personal higyene

4.       Kematian  Maternal
Menurut International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems, Edition X (ICD X), kematian maternal adalah “kematian wanita yang terjadi selama kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau incidental (faktor kebetulan)” (WHO, 2007).
Kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (Wiknjosastro, 1999).
a.       Penyebab Kematian Maternal.
Penyebab utama kematian maternal dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: (WHO, 2007).
1.       Langsung
Penyebab langsung kematian biasanya akibat terjadinya komplikasi obstetrik atau penyakit kronik yang menjadi lebih berat selama kehamilan sehingga berakhir dengan kematian. Penyebab langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah eklamsia, perdarahan dan infeksi.
2.      Tidak langsung
Penyebab tidak langsung kematian biasanya akibat penyakit yang telah ada sejak sebelum kehamilan atau penyakit yang timbul selama kehamilan namun bukan disebabkan oleh penyebab obstetrik langsung melainkan diperburuk oleh efek fisiologi kehamilan.
3.      Terjadi tanpa dapat diduga sebelumnya.
Kematian secara kebetulan adalah kematian yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan atau nifas dan terjadi dengan sendirinya. Kondisi yang menyebabkan kematian, tidak berkaitan langsung dengan kehamilan dan tidak akan mengakibatkan kematian apabila sedang hamil. Contoh kematian seperti ini adalah kecelakaan sepeda motor atau penganiayaan. Meskipun penyebab kematian yang tidak diduga sebelumnya ini dicatatkan di beberapa negara tetapi umumnya, tak diikutsertakan dalam penghitungan AKI. Kematian
seperti ini hanya dicatatkan sebagai tindakan kekerasan terhadap perempuan (pengguguran gradasi kriminal) kecelakaan maupun kasus bunuh diri.
Mc Carthy dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan determinan kematian ibu sebagai keadaaan atau hal-hal yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab langsung serta tidak langsung dari kematian ibu adalah:
1.                 Deteminan Proksi/dekat (Proximate determinants) yang meliputi: kejadian kehamilan, komplikasi kehamilan dan persalinan (perdarahan, eklamsi, infeksi, dan partus lama).
2.                 Determinan langsung/antara (Intermediate determinants) yang meliputi: status kesehatan, status reproduksi (umur, paritas), akses terhadap pelayanan kesehatan (pemeriksaan kehamilan), perilaku kesehatan dan faktor tidak terduga misalnya kontraksi uterus yang tidak adekut.
3.                 Determinan tidak langsung (Distant determinants) yang meliputi: status wanita dalam keluarga, status keluarga dalam masyarakat dan status masyarakat (Depkes RI, 1998).
Penyebab kematian selama kehamilan dan nifas, sulit untuk dapat ditentukan secara pasti. Sayangnya penyebabnya terkadang tidak diketahui hal ini seringkali disebabkan karena tidak lengkapnya riwayat pasien dan jarang sekali dilaksanakan pemeriksaan setelah kematian.
Beberapa penyebab utama kematian maternal adalah:
1. Perdarahan persalinan dan paskapersalinan
2. Hipertensi/pre-eklamsi/eklamsi
3. Infeksi dalam kehamilan seperti abortus septik dan sepsis peurperalis.
4. Perdarahan antepartum
5. Infeksi yang bukan karena kehamilan, seperti AIDS dan malaria.
6. Penyakit yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit jantung.
Berdasarkan jenjang fasilitas pelayanan, penyebab kematian yang paling umum adalah: (WHO, 2007)
1.      Perdarahan obstetrik khususnya perdarahan pasca-persalinan adalah penyebab utama kematian maternal di rumah sakit tingkat I (yaitu rumah sakit kecil yang memiliki dokter umum namun tidak memilki dokter spesialis kebidanan yang bekerja penuh) atau di klinik-klinik yang tak memiliki dokter sama sekali.
2.      Infeksi yang bukan disebabkan oleh kehamilan (terutama malaria, TBC atau ADIS) merupakan penyebab kematian maternal di rumah sakit tingkat II (memiliki dokter spesialis yang bekerja purna waktu)
3.      Komplikasi hipertensi (preeklamsi) dalam kehamilan merupakan peyebab utuma kematian maternal di rumah sakit tingkat III (fasilitas kesehatan pusat rujukan yang memiliki unit perawatan intensif)





BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan

Ketidaknyamanan merupakann suatu perasaan yang kurang ataupun yang tidak  menyenangkan  bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil . kehamilan merupakan proses alamiah pada wanita yang akan menimbulkan berbagai perubahan dan menyebabkan rasa tidak nyaman, hal ini merupakan kondisi yang normal pada wanita hamil. Beberapa ibu biasanya mengeluh mengenai hal-hal yang membuat kehamilanya tidak nyaman dan kadang menyulitkan ibu. (Hidayat, 2008: 120).   
Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).

3.2.       Saran
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, kami mengharap saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini. Penulis berharap mudah-mudahan dengan tersusunnya makalah ini dapat menjadi sumber pemikiran yang berharga bagi mahasiswa/i untuk tambahan referensi pengetahuannya.




DAFTAR PUSTAKA

Ø  Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 140.
Ø  Sulistyawati ari. 2009. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Ø  Kusmiyati, DKK. 2009. Perawatan ibu hamil. Yogyakarta: fitramaya.
Ø  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24239/4/Chapter%20II.pdf
diakses pada tanggal 24 Maret 2016
diakses pada tanggal 24 Maret 2016
diakses pada tanggal 24 Maret 2016
Ø  http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20315113-S_Sri%20Sukesih.pdf
diakses pada tanggal 24 Maret 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar